Rabu, 22 Januari 2014

"PETA" SUCI

Setelah berbulan-bulan menjelajahi sungai besar Amazon, penjelajah itu akhirnya pulang ke kampung halamannya. Penduduk penasaran, ingin tahu segala sesuatu tentang Amazon. Tapi bagaimana mungkin mengungkapkan dalam kata-kata perasaan yang memenuhi hatinya, ketika ia melihat bentang alam yang sangat indah, mendengar suara binatang penghuni rimba di malam hari? Bagaimana menjelaskan perasaan hatinya ketika mengarungi sungai berair deras yang nyaris menyeretnya? Bagaimana mengungkapkan ketakutannya ketika berjumpa dengan binatang buas?

Ia kemudian berkata: "Pergilah sendiri kesana, temukan sendiri pengalaman penjelajahanmu ..." Tapi semua orang tidak mau pergi kesana, karena dianggap terlalu beresiko dan buang-buang waktu saja.
Namun karena didesak terus, akhirnya si penjelajah membuat sebuah peta yang juga berisi sedikit ilustrasi tentang apa yang akan dijumpai disana, dengan maksud agar orang-orang itu jadi termotivasi untuk pergi kesana sendiri.

Mereka senang sekali, kemudian peta itu diperbanyak. Dan setiap orang membaca dan mempelajari peta itu, membayangkan dirinya sudah ada di Amazon.
Ada sebagian dari mereka yang menganggap dirinya ahli tafsir peta itu. Bukankah mereka sudah hafal setiap kelokan, pusaran, berapa lebarnya berapa dalamnya, dimana air mengalir deras dimana airnya mengalir tenang seperti yang ditulis di peta itu?
Beratus dan beribu tahun kemudian peta itu menjadi peta suci. Banyak orang yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk peta itu, menyebarkannya ke negeri lain. Memaksa orang lain untuk mempercayai gambar peta itu menurut tafsiran mereka masing-masing. Rela terbunuh dan membunuh demi menyiarkannya. Dan juga timbul beragam versi peta yang menurut pencetusnya adalah yang paling benar, yang paling sesuai dengan apa yang digambarkan si penjelajah semula.

Andai si penjelajah itu tahu bakal demikian, mungkin lebih baik ia diam ...

1 komentar:

  1. Salah siapa ya ko...si penjelajah?para penduduk atau isi peta suci itu?

    BalasHapus