Sebutir telur rajawali
diletakkan diantara telur-telur ayam yang sedang dierami induk ayam.
Kemudian telur itu menetas bersama telur-telur yang lain. Induk ayam
kebingungan melihat 'anaknya' yang satu ini berbeda, tapi dengan penuh
kasih sayang 'anaknya' itu dibesarkan bersama-sama anak-anak ayam yang
lainnya. Anak rajawali itu belajar cara hidup ayam: mengais-ngais tanah
untuk mencari makanan, berkotek, dan tentu saja tidak belajar terbang -
karena ayam tidak terbang! Cakar rajawali tidak cocok untuk berjalan di
atas tanah apalagi untuk mengais-ngais tanah dan 'kotekannya' juga aneh,
maka ia menjadi mahluk teraneh dan paling kikuk di lingkungan ayam.
Demikianlah
rajawali itu tumbuh dewasa tanpa menyadari bahwa dirinya adalah
rajawali, ia merasa dirinya ayam. Suatu hari ayam-ayam itu mencari
makanan di ladang. Di langit tinggi tampak seekor rajawali terbang
dengan anggunnya membumbung ke angkasa. Si rajawali yang hidup sebagai
ayam itu memandangnya dengan penuh takjub, gumamnya: "Andaikan aku bisa
terbang setinggi itu ..". Teman-temannya menimpali: "Jangan engkau
bermimpi!, engkau adalah ayam seperti kami, ayam tidak bisa terbang
seperti rajawali di langit itu!". Rajawali ayam itu manut, kemudian
melanjutkan mengais-ngais tanah mencari makanan.
Akhirnya rajawali itu mati tua, tanpa menyadari bahwa dirinya adalah rajawali, ia mati sebagai ayam sejati!
Manusia pandai yang malang!, bakat dan kejeniusanmu tidak bisa berkembang karena engkau hidup di lingkungan 'manusia ayam'!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar